Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Misa Hari Ini. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Misa Hari Ini. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Kamis, 02 Juni 2016

Seorang Romo yang diserang dan Kisah dibalik pembunuhan pelayan Pastoral

- 0 komentar

ROMO YANG DIANIAYA di VIETNAM
ROMO Joseph Nguyen Van The diserang empat orang, Sabtu sore, 7/5. Imam Keuskupan Bac Ninh, Vietnam itu dipukul dengan besi. 

Insiden ini terjadi di tengah perjalanan Pastor The untuk memimpin Misa rutin di Stasi Son Duong, Provinsi Tuyen Quang.

Menurut juru bicara Keuskupan Bac Ninh, Pastor Nguyen Van Hoi, luka-luka Pastor The cukup parah sehingga butuh penanganan di Rumah Sakit Hung Vuong, Provinsi Phu Tho. 


Sopir dan dua perempuan yang menemani Pastor The sama sekali tak disakiti, seperti dilansir ucanews.com 12/5.

Pastor The sudah kesohor di sekitar Tuyen Quang sebagai aktivis pembela hak-hak masyarakat lokal, terutama kaum tani. 

Ia menggerakkan rakyat menolak aktivitas tambang dan perampasan lahan. 

Ia sempat memimpin petani melawan pemerintah karena kebijakan tambang pasir ilegal dan penjarahan lahan yang merugikan petani dan merusak lingkungan hidup. 

Disinyalir, motif penganiayaan atas Pastor The terkait erat dengan aktivitasnya sebagai pejuang rakyat kecil yang tertindas.


KISAH DIBALIK PEMBUNUHAN PELAYAN PASTORAL di DUNIA
TIAP tahun Gereja di beberapa tempat di dunia mengalami pengalaman teraniaya. Tahun 2015, sebanyak 22 pelayan pastoral wafat di medan karya. 

Agenzia Fides mencatat, jumlah ini sama dengan yang terjadi selama tahun 2013.

Tragedi pembunuhan para pelayan pastoral ini terjadi di empat benua. 


Amerika–terutama Amerika Latin–menempati urutan tertinggi jumlah pelayan pastoral yang dibunuh selama tujuh tahun terakhir. 

Tahun 2015, sebanyak tujuh imam dan seorang suster dibunuh di benua tersebut.

Sementara itu, Asia menempati urutan kedua dengan tujuh orang dibunuh. Mereka terdiri dari seorang imam, dua suster, dan empat awam. 

Posisi berikutnya ditempati Afrika, yakni tiga imam, seorang suster, dan seorang katekis. 

Yang terakhir adalah Eropa dengan kasus pembunuhan dua imam. Jadi selama tahun 2015, sudah 13 imam dibunuh dengan empat suster dan lima awam.

Kebanyakan kasus pembunuhan para pelayan pastoral ini terjadi dalam kasus-kasus perampokan. 


Hanya sedikit kasus yang murni penganiayaan dan pembunuhan. 

Namun banyak orang menilai, kasus perampokan hanyalah bungkus belaka. 

Para pelayan yang dibunuh merasul di tengah konteks sosial yang biasanya sedang dilanda persoalan, baik kemiskinan, penindasan, keterbelakangan maupun ketidakadilan. 

Mereka menjadi pelayan Gereja, membantu orang kecil, membela orang tertindas mengurusi yatim piatu dan korban narkoba, dll. 

Disinyalir, karena karya-karya itulah, mereka mengalami intimidasi, teror hingga harus kehilangan nyawa –bahkan dibunuh bersama orang yang mereka layani.

Menanggapi pembunuhan para pelayan pastoral ini, dalam salah satu Renungan Doa Angelus, Paus Fransiskus mengatakan, “Kemarin, seperti hari ini, terus muncul kegelapan dengan menolak kehidupan. 


Tapi sinar yang masih kuat adalah cahaya cinta yang mengalahkan kebencian dan menciptakan dunia baru.”

sumber : disini
              disini


[Continue reading...]

Selasa, 06 September 2016

Bapak Uskup Agung Medan, Ampuni Pelaku Penyerangan Romo Albert Pandiangan OFMCap

- 0 komentar


Uskup Medan Mgr. Anicetus B. Sinaga dengan kedua orangtua pelaku penyerangan terhadap Pastor Albertus Pandingan di Gereja St. Joseph di Medan 28 Agustus 2016 (foto doc Internet)

GEREJA Katolik yang bermurah hati dan bersedia memberi ampun. Inilah yang dilakukan oleh Bapak Uskup Keuskupan Medan Mgr. Anicetus B. Sinaga OFMCap bersama Pastor Albertus Pandiangan OFMCap kepada keluarga Hasugian di Medan. 

Tindakan kasih berupa memberi ampunan dan tindakan menghayati semangat Tahun Kerahiman Ilahi sebagaimana diajarkan oleh Paus Fransiskus melalui Misericordiae Vultus ini terjadi di Wisma Keuskupan Agung Medan (KAM), di Ibukota Provinsi Sumatra Utara, pada hari Senin tanggal 5 September 2016.

Bapak Uskup Agung Keuskupan Agung Medan Mgr. Anicetus B. Sinaga dengan suka hati menerima kedatangan keluarga Hasugian untuk silahturami. 

Dalam pertemuan itu, Pastor Albertus Pandingan OFMCap berhalangan hadir.

Mgr. Anicetus B. Sinaga OFMCap dan Pastor Albertus Pandiangan OFMCap adalah imam-imam Fransiskan Kapusin.

“Bapak Makmur Hasugian bersama Ibu Boru Purba, kedua orangtua pelaku penyerangan terhadap Pastor Albertus Pandiangan di Gereja St. Joseph Medan, datang ke Wisma Keuskupan Agung Medan pada hari Senin kemarin. 

Mereka datang atas inisiatif sendiri dan kami senang menerima mereka,” kata Uskup Agung Keuskupan Agung Medan Mgr. Anicetus B. Sinaga OFM dalam rangkaan kalimat pesan pendek kepada Redaksi Sesawi.Net, Selasa siang tanggal 6 September 2016.

Minta maaf dan diberi ampunan

“Mereka datang untuk maksud minta maaf kepada Uskup dan Pastor Pandiangan atas insiden beberapa waktu lalu. 

Dengan tangan terbuka dan hati yang longgar, kami menerima maksud baik mereka,” tandas Mgr. Anicetus menjawab pertanyaan Sesawi.Net melalui jalur pribadi.

Kedatangan pasutri Makmur Hasugian bersama Ibu Boru Purba difasilitasi oleh serombongan pengacara dari Peradi Medan. 

Pertemuan silahturami itu sendiri dimoderatori oleh A. Dewanto Handoko SH, anggota  Pengurus Forum Masyarakat Katholik Indonesia  (FMKI) Sumut.

Kepada Sesawi.Net, Uskup Agung Keuskupan Medan menegaskan adanya empat hal yang menjadi bahan diskusi sepanjang pertemuan silahturahmi tersebut. Di antaranya adalah


1. Aspek moral: Keuskupan Agung Medan sangat mengapreasi inisiatif pribadi keluarga pelaku untuk datang memohonkan maaf atas terjadinya insiden beberapa waktu lalu.

 2. Belas kasih: Keuskupan Agung Medan dalam hal ini Uskup Agung KAM dan Pastor Albertus Pandingan OFMCap dengan semangat kristiani sepenuh hati memberi ampun dan memaafkan pelaku dan berusaha menghapus luka di batin.


Insiden penyerangan terhadap Pastor Albertus Pandiangan OFMCap terjadi di Gereja St. Joseph tak jauh dari Kampus Universitas Sumatra Utara (USU) di Jl. Dr. Mansyur, Kota Medan, hari Minggu tanggal 28 Agustus 2016 pekan silam. 

Insiden ini terjadi saat berlangsung misa mingguan di hari Minggu tersebut.

Sesaat setelah berlansung Bacaan Injil, pelaku yang masih mengenakan ransel punggung bergerak mendekati pastor dan mencoba menyerangnya dengan bersenjatakan pisau. 

Dari dalam ranselnya ditemukan kapak dan beberapa peralatan seperti kabel dan lainnya.

Pelaku berhasil dibekuk oleh umat yang tengah mengikuti misa. Polisi memastikan bahwa pelaku bertindak secara individual dan tidak terkait dengan kelompok radikal mana pun.

sumber : disini

[Continue reading...]

Rabu, 22 Juni 2016

Pasar Ramadan di depan Gereja Kupang

- 0 komentar


Di depan Gereja Katedral Kristus Raja di Kupang tampak ramai dengan pedagang yang menjual berbagai makanan di ‘Pasar Ramadan’ yang berlangsung setiap tahun.

Pasar Ramadan di trotoar gereja ini, dianggap sebagai cerminan dari kerukunan umat antar agama di ibukota Nusa Tenggara Timur.

Sore itu, puluhan pedagang berjejer dari trotoar gereja sampai kantor Bank Mandiri sibuk melayani pembeli.
Salah seorang pedagang Abdul Gafur yang sudah berjualan sekitar delapan tahun, mengaku pasar Ramadan ini juga mendapatkan persetujuan pihak gereja dan walikota Kupang.

“Awalnya sempat ada sedikit masalah terutama pada hari Minggu, karena ini tempat parkir jemaat gereja, tetapi kemudian karena kita sudah ada ijin wali kota Kupang, pihak gereja pun tidak masalah,” jelas Abdul Gafur.

Sementara itu pedagang lainnya Anet Rery mengatakan salah satu bentuk toleransi di Kupang ini, selama Ramadan jemaat gereja memarkir motor disudut jalan yang lain.

“Alhamdulillah aman, biasanya mereka parkir di sini, tetapi selama Ramadan mereka di sana, masalah toleransi di Kupang tidak ada masalah, terlalu bagus (kerukunannya),“ jelas perempuan asal Kampung Bonipoi ini.

 Sementara itu pengurus Gereja Katedral Kristus Raja, Frater Marcel dariGereja Katedral Kristus Raja mengatakan komunikasi dengan pedagang berlangsung baik, dan tidak menganggu aktivitas gereja.

“Mereka itu ijin ke gereja, dan Romo bilang tak ada masalah, kebaktian terus berjalan, bahkan kita ada misa sejak setengah lima sampai jam enam -malah jemaat kami juga ikut belanja makanan di pasar Ramadan, ketika pulang gereja,” jelas Marcel.

Dia mengatakan toleransi antar umat beragama di Kupang sangat baik dan saling membantu.

baca juga : Vihara di Jawa Timur sediakan makanan berbuka Puasa

“Mereka sering jualan di sini, kami beli, makan bersama dan sudah bertahun-tahun itu berlangsung,” jelas Frater Marcel.

Para pedagang yang berjualan di pasar Ramadan di trotoar gereja ini berasal dari kampung yang dihuni mayoritas Muslim di Kupang, seperti Solor, Airmata, dan Bonipoi.

Muslim merupakan minoritas di Nusa Tenggara Timur dan sebagian masih keturunan pendatang dari kepulauan Solor dan Arab.

Sumber :disini
[Continue reading...]

Selasa, 17 Mei 2016

Martyr Hidup dari Albania Dimuliakan oleh Paus Francis; Paus ini tergerak setelah bertemu seorang imam dianiaya oleh rezim komunis

- 0 komentar

Romo Ernest Simoni, 89 tahun, adalah pastor Albania yang menghabiskan 28 tahun di penjara karena setia kepada Gereja selama rezim komunis.

Bulan lalu paus bertemu dengan pastor Simoni ini. "Inilah martir Albania," kata Paus ketika ia melihatnya. Paus pernah bertemu dengan pastor ini dua tahun lalu. Dan sekali lagi, dia merangkul dan menekan wajahnya ke martir hidup ini.

Waktu pertama kali bertemu tahun 2014 lalu di Tirana, Paus menangis ketika pastor Simoni bercerita tentang penyiksaan yang dideritanya karena menolak untuk menyangkal Kristus.

Waktu itu adalah tahun2 teror di bawah rezim komunis Albania, satu-satunya negara yg menyatakan "ateis" pada konstitusi, pada waktu itu. Selama 11 hari, pastor ini disiksa.

Penjaga memerintahkan rekan2 penghuni sel untuk mendapat pengakuannya. Sesama tahanan, mereka disuruh memprovokasinya sehingga dalam kemarahan ia akan mencela rezim komunis dan dengan demikian ada alasan utk menghukum mati.

Tapi yang keluar dari mulut pastor ini hanya pengampunan dan doa bagi mereka yang memenjarakannya. Dan hukuman mati pun diubah menjadi 25 tahun kerja paksa di tambang di Shkoder.

"Semuanya dimulai pada malam Natal tahun 1963 ketika saya ditangkap karena menjadi 'imam biasa,' dibawa ke sel isolasi, disiksa dan dihukum mati," kata dia.

Baru pd 1990 dia dibebaskan bersama runtuhnya rezim komunis Albania. Sejak itu ia aktif lagi dlm kehidupan pastoral, berkeliling ke desa2, merayakan misa dan mendengarkan pengakuan dosa...

Semangat penginjilannya tetap membara pd usianya yg mendekati 90 tahun. 

Semoga kita dpt meniru teladannya... Amin. 

Sumber: disini
              disini
[Continue reading...]

Jumat, 22 Juli 2016

[Video:] HOSTI TERANGKAT MELAYANG DI ATAS PATENA DAN DIAM TAK BERGERAK DI UDARA

- 0 komentar


HOSTI TERANGKAT MELAYANG DI ATAS PATENA DAN DIAM TAK BERGERAK DI UDARA

Hosti kudus tampak terangkat melayang ke atas dalam tatapan dan di hadapan para imam yang tengah merayakan Misa Ekaristi Konselebrasi, termasuk salah satunya +Jean Kardinal Marie Lustiger, Uskup Agung Emeritus Paris, yang berada di tengah Altar.

Lihat juga : (Video) 20 Ribu Lebah Pembunuh Serbu Masjid di Arizona

Hosti kudus dalam tayangan video gerakan lambat ini tampak terangkat sendiri dari patena dan diam tak bergerak di udara hingga usainya pendarasan doa Konsekrasi.

Misa Kudus saat itu tengah disiarkan secara langsung oleh TV Perancis. 

video dibawah ini klik tanda 'Play':


Lourdes 1999- Mukjizat Ekaresti Hosti melayang oleh hawetepe

Baca juga : TAHUKAH ANDA? seorang Romo Katolik bernama " Odorico da Pordenone" dari Biara Fransiskan pernah datang ke Majapahit.


Catatan kaki:
Dari Injil Yohanes 20:1-29.

Yoh 20:1 Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur.

Yoh 20:2 Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan."
Yoh 20:3 Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur.

Yoh 20:4 Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur.

Yoh 20:5 Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam.

Yoh 20:6 Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah,

Yoh 20:7 sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung.

Yoh 20:8 Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.

Yoh 20:9 Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati.

Yoh 20:10 Lalu pulanglah kedua murid itu ke rumah.

Yoh 20:11 Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu,

Yoh 20:12 dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.

Yoh 20:13 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."

Yoh 20:14 Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.

Yoh 20:15 Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."

Yoh 20:16 Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.

Yoh 20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."

Yoh 20:18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.

Yoh 20:19 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"

Yoh 20:20 Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.

Yoh 20:21 Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."

Yoh 20:22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus.
Yoh 20:23 Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."

Yoh 20:24 Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ.

Yoh 20:25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."

Yoh 20:26 Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"

Yoh 20:27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."

Yoh 20:28 Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"

Yoh 20:29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

sumber : disini
[Continue reading...]

Kamis, 15 September 2016

Paus: Pastor Hamel adalah Martir Menuju Gelar Santo

- 0 komentar



VATIKAN, Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, menyebut Pastor Jacques Hamel, yang tewas akibat serangan teroris berpisau di Perancis Juli lalu, adalah seorang martir.

Tak hanya itu, Paus pun menyebut Hamel telah membuka jalan untuk menjadi santo.

Pernyataan ini diungkapkan Paus dalam misa khusus bagi para peziarah dari daerah Rouen, Perancis.

Di wilayah itulah dua teroris menyerbu ke gereja di Saint-Étienne-du-Rouvray, dan lalu membunuh pastor berusia 85 tahun itu.
 
"Tuhan menerima kemartirannya di atas altar Kristus," kata Paus, di kapel tempat dia tinggal di Vatikan, Rabu (14/9/2016).

"Dia memberikan nyawanya untuk kita, dengan tidak menyangkal Yesus," kata Paus dalam bahasa Italia, seperti diberitakan Reuters.

"Dia adalah martir, dan martir masuk dalam beatifikasi," kata dia.

Martir adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani, yang artinya "saksi" atau "orang yang memberikan kesaksian".

Kata ini umumnya dipakai untuk orang-orang yang berkorban, sering kali sampai mati, demi kepercayaannya.

Sementara itu, beatifikasi dalam Gereja Katolik adalah deklarasi oleh Paus bahwa orang mati dalam keadaan bahagia, dan membuka langkah untuk kanonisasi.

Kanonisasi merupakan sebuah proses yang membuktian bahwa kandidat telah menjalani kehidupan dengan kebajikan heroik (heroic virtues) sehingga layak untuk dinyatakan sebagai santo.  

Biasanya, sebuah keajaiban diperlukan sebelum seorang ditetapkan sebagai santo.

Namun, persyaratan itu bisa dikesampingkan jika orang itu terbukti meninggal sebagai martir.

Gereja Katolik menganugerahkan gelar kesucian kepada orang-orang yang dianggap begitu suci selama hidup. 

Mereka diyakini telah bersama dengan Allah, dan bisa memohon kepada Allah untuk melakukan mukjizat.

Dalam khotbahnya kali ini, Paus pun meminta kepada semua agama untuk menyerukan bahwa pembunuhan yang mengatasnamakan agama adalah perbuatan setan. 

Diberitakan sebelumnya, Hamel dibunuh oleh dua warga Perancis, yang menjadi aksi pertama teroris menyerang gereja di wilayah Eropa barat.

Aksi teror ini terjadi 12 hari setelah aksi seorang warga Tunisia yang mengaku tergabung dalam kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Nice.

Dia menabrakkan truk yang dikemudikannya ke kerumunan massa dan menewaskan 84 orang. Warga yang menjadi korban sedang berkumpul dalam malam perayaan Bastille Day.

sumber: disini
[Continue reading...]

Jumat, 16 September 2016

Phillip Mulryne, Lebih memilih keheningan dalan Kasih Allah dan meninggalkan Gemerlap Manchester United

- 0 komentar

JALAN hidup manusia sungguh tidak pernah dinyana-nyana.

Phillip Mulryne adalah mantan seorang pemain sepak bola profesional dengan markasnya di Stadion Old Trafford sebagai anggota Manchester United (MU). 

Namun pada tahun 2008 lalu di tengah gemilang karirnya di MU yang moncer, Phillip banting setir dan meninggalkan sepatu bolanya menuju Biara Dominikan di Irlandia Utara untuk menjadi imam (pastor).

Sebelum resmi menjadi anggota MU di Stadion Old Trafford di Manchester United (MU), Phillip lebih dulu menjadi anggota tim pemain nasional Irlandia Utara dengan posisi sebagai gelandang tengah.

Kiprah Phillips Mulryne di panggung MU berkilat saat ia berhasil melalukan gerakan hat-trick di sebuah laga pertandingan bola pada tahun 1998,  saat usianya baru ngancik umur 20 tahun. 

Namanya agak menor setelah bersama Jeff Whitley namanya dicoret dari daftar pemain saat babak kualifikasi melawan Azerbaijan dan England di tahun 2005.

Oleh manajer Lawrie Sanchez, kedua pemain itu ‘dikandangkan’ lantaran diketahui pulang larut lepas malam menjelang pagi, sesaat sebelum hari-hari pertandingan babak kualifikasi.


Kaul religius sebagai Dominikan

Pada hari Kamis tanggal 15 September 2016 ini, Phillip Mulryne resmi mengucapkan kaulnya sebagai anggota Ordo Pengkotbah Pengikut Santo Dominikus (Dominikan). 

Itu terjadi setelah Phillip Mulryne baru saja menyelesaikan babak formatio awalnya sebagai anggota Dominikan di Novisiat Dominikan di Galway di bawah naungan mentor Pastor Denis Murphy.

Phillip mengucapkan kaulnya sebagai anggota Dominikan di Biara St. Saviour di Dublin, Irlandia Utara, dalam sebuah misa sederhana.  

Pelaksanaan kaul itu sendiri dilakukan dengan cara bertelungkup di lantai sembari memohon kerahiman Tuhan dan pemimpin biara lokal untuk kemudian dilakukan penumpangan tangan di kening Phillip Mulryne sebagai tanda diterimanya dia sebagai anggota resmi Ordo Pengkotbah pengikut Santo Dominikus.

Dengan demikian akan terhampar jalan panjang bagi Phillip Mulryne untuk mencapai cita-citanya sebagai imam Dominikan dengan kewajiban harus menjalani studi filsafat dan teologi sebagaimana lazimnya seorang calon imam pada umumnya.

Ordo Dominikan berdiri sejak tahun 1216 atas prakarsa St. Dominikus de Guzman, seorang rahib dari Spanyol.

sumber : disini


[Continue reading...]

Rabu, 29 Juni 2016

Terdakwa Penggelapan Dana Gereja Dituntut Penjara Delapan Tahun

- 0 komentar

TANGERANG -- Sidang kasus penggelapan dana Jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Serpong, Tangerang Selatan masih bergulir hingga saat ini. 

Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) Robby Afani membacakan tuntutannya kepada terdakwa HS dengan penjara delapan tahun dan denda Rp 800 juta. 

Kuasa Hukum GKI Serpong dari Pos Pelayanan Hukum (Posyankum) GKI Serpong Joviardi Wahyu mengaku GKI Serpong akan menerima apapun keputusan vonis untuk terdakwa asalkan sudah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

"Kami belum ada rencana untuk melakukan tindakan apapun. Yang jelas kalau hukuman delapan tahun penjara itu sudah sesuai aturan kami terima saja," ujarnya kepada media, hari Senin (27/6).

Kendati pihaknya menerima tuntutan dari JPU, GKI Serpong tetap meminta dana yang sudah digelapkan oleh terdakwa HS dikembalikan secara utuh. Sebelumnya diketahui terdakwa HS mengakui telah menggelapkan dana Jemaat GKI Serpong senilai Rp 2,3 miliar.

Di mana pada saat penggelapan tersebut terdakwa sedang menjabat sebagai Bendahara Umum GKI Serpong. 

baca juga : Kepergok mencuri waktu Misa, wanita muda dipolisikan

Hingga saat ini Wahyu mengaku pengurus GKI Serpong masih menunggu dana tersebut dikembalikan. Karena pengurus GKI Serpong belum menerima dana tersebut sepeserpun. 

Perbuatan itu diketahui tanggal 25 September 2015, sejak tersangka HS memberikan pengakuan kepada Pendeta Agus Wijaya.

HS kemudian dilaporkan ke Polsek Serpong di BSD pada tanggal 6 Oktober 2015 oleh Ketua Umum Majelis Jemaat GKI Serpong Penatua Rumpoko Hadi. 

baca juga : Pendeta tangkap pencuri Helm di gereja

Kemudian sejak tanggal tersebut terdakwa HS masuk menjadi tahanan Polsek Serpong. Perkaranya telah diserahkan oleh Polsek Serpong kepada Kejaksaan Negeri Tangerang pada 9 November 2015. 

sumber : disini

[Continue reading...]

Kamis, 14 Juli 2016

Pria Penembak Yohanes Paulus II Ingin Menjadi Imam Katolik

- 0 komentar
Mehmet Ali Agca, pria Turki yang mencoba membunuh St. Yohanes Paulus II pada tahun 1981 ini, mengatakan siap menjadi seorang imam Katolik jika Paus Francis menyambut dia di Vatikan. 

Alì Agca, berusia 58 tahun, 19 tahun lamanya hidup di penjara Italia. 

"Di Turki, saya hidup sebagai pensiunan yang hanya membuang-buang waktu saya," kata Alì Agca kepada jaringan televisi Italia Canale 5, dalam sebuah wawancara yang kemudian disiarkan pada 12 Juli kemarin.

 "Itu sebabnya saya ingin mendatangi Paus Francis, bila dia menerima saya di Vatikan, saya akan menjadi seorang imam," ujar Agca. 

"Setelah Yohanes Paulus II mengunjungi saya di penjara, saya berpikir tentang hal itu, dan saya belajar Injil dalam waktu yang lama," kata Alì Agca. 

"Saya tahu kitab-kitab suci lebih baik daripada kebanyakan orang lain. 

Jika Paus menyambut saya, saya akan menjadi imam dan saya akan merayakan Misa, jika Paus membolehkan saya!" 

Alì Agca menambahkan bahwa ia ingin pergi ke Fatima di Portugal pada Mei 2017, untuk mengikuti perayaan peringatan 100 tahun penampakan Bunda Maria yang termasyur itu.

Ia mengharapkan Paus Francis akan datang kesana juga. "Saya akan berdoa di sana, bahkan mungkin bersama-sama dengan paus, dengan Madonna, ibu rohani saya," katanya. 

Upaya pembunuhan terhadap Yohanes Paulus II terjadi pada 13 Mei 1981, di hari raya 'Our Lady of Fatima', dan Alì Agca dikabarkan menjadi terpesona dengan pengabdian dan wahyu yang terkait dengan Fatima. 

sumber : disini
[Continue reading...]

Jumat, 29 Juli 2016

Pendeta yang Dibunuh di Prancis Donasikan Lahan untuk Masjid

- 0 komentar

Saint-Etienne-du-Rouvray: Jacques Hamel, seorang pendeta yang dibunuh dua pria bersenjata dalam kasus penyanderaan di sebuah gereja di Prancis, disebut telah mendonasikan lahan untuk pembangunan masjid.

Pendeta Mark Ephrem Nolan dari Benedictine Monastery of the Holy Cross di dekat Rostrevor, mengonfirmasi bahwa Hamel memang menjalin hubungan baik dengan komunitas Muslim di kota kecil Saint-Etienne-du-Rouvray.  


baca juga : Pendeta Dibunuh, dengan cara menggorok leher pendeta tersebut. Dua Pelaku Penyanderaan Gereja Didor Polisi

"Jacques adalah pria yang mendedikasikan dirinya untuk masyarakat kurang mampu di daerah-daerah tertinggal, seperti sikap yang selalu diperlihatkan Paus Fransiskus," kata Nolan, seperti dikutip belfasttelegraph.co.uk, Kamis (28/7/2016).

"Dia menjalani kehidupan sederhana, dengan menekankan pada pentingnya menjalin persahabatan. 


Ia mendonasikan lahan di samping gerejanya kepada komunitas Muslim untuk membangun masjid, dan juga mengizinkan penggunaan aula serta fasilitas lainnya saat Ramadan," sambung dia.

Meski adanya serangan teror, Nolan mengatakan Katolik dan Muslim di Saint-Etienne-du-Rouvray, masih menjalin hubungan baik seperti biasa. 


baca juga : KRONOLOGIS MENJELANG KEMATIAN PST JACQUES HAMEL. "Sikap pemberani dari Pst. Jacques Hamel: Ia tidak berlutut"

"Ada komunitas Muslim yang cukup besar di sana, dan hubungan mereka (dengan Katolik) masih sangat baik," tutur Nolan. 


Nolan menyebut kelompok militan Islamic State (ISIS) mencoba menghancurkan hubungan baik dua pemeluk agama di Saint-Etienne-du-Rouvray lewat aksi teror.

Dua pria bersenjata tajam menyerbu sebuah gereja di Saint-Etienne-du-Rouvray saat berlangsungnya misa pagi pada Selasa 26 Juli. 


Mereka menyandera lima orang, dan memaksa seorang pendeta Jacques Hamel untuk berlutut dan kemudian dibunuh dengan cara digorok.

Satu dari dua pelaku, Adel Kermiche, diketahui telah diawasi ketat polisi serta mengenakan alat penanda elektronik.

Kermiche, 19, diketahui menghubungi beberapa radikal di internet setelah terjadinya pembantaian di kantor surat kabar satire Charlie Hebdo dan supermarket Kosher pada Januari 2015. 


Ia mengundang perhatian aparat setelah mencoba membantu seorang remaja dari Saint-Etienne-du-Rouray untuk bergabung dengan ISIS.

Serangan di Saint-Etienne-du-Rouvray terjadi kurang dari dua pekan setelah seorang pria menabrakkan truknya ke kerumunan orang yang sedang merayakan Hari Bastille di Nice. 

Serangan teror yang juga diklaim ISIS ini menewaskan 84 orang.

Sejumlah negara Teluk, termasuk Arab Saudi, mengutuk keras serangan brutal di gereja tersebut.


sumber : disini

[Continue reading...]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © . TAKUdaGEMA - Tak Kulihat dari Gereja Mana - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger